Burung Anis Kembang: Mengenal Lebih Dekat Si Cantik yang Pandai Bernyanyi - Panduan Lengkap dari Manukpedia
personMETV
share
Pernahkah Anda terpukau oleh suara kicauan yang merdu dengan alunan yang khas? Jika iya, kemungkinan besar Anda sedang mendengar suara Burung Anis Kembang. Burung Anis Kembang atau yang memiliki nama ilmiah Geokichla interpres, juga dikenal dengan sebutan Punglor Kembang atau Anis Cacing di kalangan pecinta burung Indonesia. Burung ini telah lama menjadi primadona di kalangan penghobi burung kicau karena keindahan warna bulunya dan terutama, kemerduan suaranya yang mampu menenangkan hati pendengarnya.
Melalui panduan lengkap ini, kami dari Manukpedia akan mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat segala seluk beluk tentang Burung Anis Kembang, mulai dari ciri fisik, habitat, keunikan suara, status konservasi yang memprihatinkan, hingga tips perawatan dan budidaya yang bisa Anda terapkan. Jangan lupa untuk mengunjungi website kami di https://manukpediatv.blogspot.com untuk informasi menarik lainnya seputar dunia burung, dan saksikan juga video-video kami di channel YouTube Manukpedia https://www.youtube.com/@Manukpedia.
Mengenal Lebih Dekat Burung Anis Kembang: Lebih dari Sekadar Kicauan Merdu
Geokichla interpres merupakan spesies burung penyanyi yang termasuk dalam keluarga Turdidae. Dahulu, burung ini dianggap sebagai subspesies dari Sikatan Enggano, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa keduanya adalah spesies yang berbeda, menjadikan Anis Kembang sebagai spesies monotipe, yang berarti tidak memiliki subspesies yang diakui. Keunikan utama dari burung ini adalah kemampuannya dalam berkicau dengan alunan yang sangat merdu, bahkan memiliki istilah khusus di kalangan penggemar burung yaitu "kicau teler". Suara khas ini seringkali mendominasi suara burung lain di sekitarnya, menjadikannya sangat populer di kalangan pecinta burung. Jika dibandingkan dengan kerabat dekatnya, Anis Merah (Geokichla citrina), Anis Kembang secara umum dianggap lebih mudah berbunyi, lebih tahan terhadap stres, dan memiliki kualitas suara yang lebih merdu.
Burung Anis Kembang memiliki ukuran tubuh sedang, berkisar antara 16 hingga 18 cm. Salah satu ciri fisiknya yang paling mencolok adalah warna "topi" di kepalanya yang berwarna cokelat kemerahan atau chestnut. Selain itu, punggungnya berwarna abu-abu kehitaman , dengan sayap dan ekor yang juga berwarna kehitaman namun memiliki dua garis putih yang jelas terlihat pada sayapnya. Bagian dada burung ini berwarna hitam, sementara perutnya berwarna putih dengan bintik-bintik hitam yang tersebar di sisi tubuhnya. Pada bagian wajah, Anis Kembang memiliki warna hitam dengan tanda putih yang khas di pipi dan di antara mata serta pangkal paruhnya. Ekor burung ini relatif pendek , dan paruhnya berwarna cokelat gelap , meskipun ada catatan yang menyebutkan paruhnya tebal dan hitam.
Meskipun memiliki kemiripan fisik antara jantan dan betina, Anis Kembang termasuk dalam kategori burung monomorfik, di mana perbedaan visual antara kedua jenis kelamin sangatlah halus. Beberapa petunjuk untuk membedakan jantan dan betina terletak pada mata, di mana jantan cenderung memiliki mata yang lebih menonjol, sedangkan mata betina terlihat lebih datar. Selain itu, bulu pada burung jantan umumnya terlihat lebih tegas dan gelap , terutama warna bulu di kepalanya yang lebih pekat dan mengkilap.
Perbedaan lain yang bisa diamati adalah pada bagian pantat, di mana betina hanya memiliki bulu berwarna putih, sedangkan jantan memiliki beberapa baris bulu hitam berlekuk yang menyerupai pola awan. Dari segi postur tubuh, burung jantan cenderung berdiri dengan kaki yang rapat, sementara betina berdiri dengan kaki sedikit merenggang dan posisi tubuh yang agak menunduk , serta terlihat lebih pendek dan bulat , berbeda dengan jantan yang posturnya lebih panjang. Perbedaan juga terdapat pada suara, di mana suara burung jantan umumnya lebih jelas dan lantang dibandingkan betina.
Habitat dan Persebaran Alami: Jelajah Dunia Anis Kembang
Burung Anis Kembang memiliki persebaran yang cukup luas di wilayah Asia Tenggara, termasuk di berbagai pulau di Indonesia seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Flores, Sumba, dan Timor. Selain di Indonesia, burung ini juga dapat ditemukan di Malaysia dan Filipina , bahkan tercatat keberadaannya di Thailand dan wilayah Indochina.
Di Indonesia sendiri, populasi Anis Kembang masih relatif mudah dijumpai di daerah Flores dan Kalimantan. Perlu diperhatikan bahwa Anis Macan (Geokichla dohertyi), yang seringkali disamakan dengan Anis Kembang, memiliki persebaran yang lebih terbatas, terutama di wilayah Indonesia bagian timur seperti Lombok, Sumbawa, Sumba, dan Flores.
Habitat alami Anis Kembang sangat bervariasi, mulai dari hutan primer dan sekunder, hutan perbukitan, perkebunan, lahan terbuka yang memiliki pepohonan atau semak belukar, hingga bahkan di sekitar permukiman manusia. Burung ini cenderung berada di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut, meskipun di beberapa daerah seperti Lombok bisa mencapai 1300 meter dan di Sumbawa hingga 1000 meter. Mereka lebih menyukai daerah yang memiliki kelembapan yang cukup dan beriklim tropis. Di Kalimantan dan Jawa, Anis Kembang terkadang juga ditemukan di hutan dataran rendah. Dalam mencari makan, burung ini lebih sering terlihat di permukaan tanah, namun juga tidak jarang mengunjungi pohon-pohon yang sedang berbuah.
Merdu dan Beragam: Keunikan Suara Anis Kembang
Suara kicauan Burung Anis Kembang sangatlah merdu dan khas, seringkali digambarkan dengan rangkaian nada seperti "choo-ee-chew, choo-ee-chu-choo," yang memiliki kemiripan dengan suara Anis Merah. Kicauannya terdiri dari serangkaian nada yang jelas, siulan, dan suara-suara berdenting. Secara umum, suara Anis Kembang memiliki irama yang kaya dan melodius, layaknya jenis burung anis lainnya. Meskipun bisa sangat keras, suara kicauan burung ini tidak memekakkan telinga, menjadikannya sangat digemari sebagai burung peliharaan. Perbedaan juga terdapat antara suara jantan dan betina, di mana suara jantan cenderung lebih jelas dan lantang.
Salah satu daya tarik utama Anis Kembang adalah variasi suaranya yang bisa sangat beragam, tergantung pada pola pemasteran yang diberikan. Burung ini memiliki kemampuan meniru suara burung lain dengan baik. Selain kicauan merdu, Anis Kembang juga memiliki suara peringatan yang dikeluarkan saat merasa terancam, berupa suara keras berdering "tirrr-tirrrrr". Kualitas suara Anis Kembang juga bisa bervariasi tergantung dari daerah asalnya, contohnya Anis Kembang dari Kalimantan memiliki suara yang mengkristal namun tidak terlalu keras. Dalam memaster burung ini, penting untuk memilih suara master yang sesuai dengan irama lagu dan frekuensi suara burung agar hasil yang didapatkan tidak fals. Bagi para pemilik Anis Kembang yang ingin melatih suara burungnya, saat ini juga telah tersedia berbagai aplikasi suara Anis Kembang gacor juara yang bisa digunakan sebagai media pemasteran.
Status Konservasi: Mengkhawatirkan Namun Tetap Mempesona
Kondisi populasi Burung Anis Kembang di alam liar saat ini sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), status konservasi Anis Kembang adalah Endangered (EN) atau terancam punah. Status ini meningkat dari sebelumnya yang berada pada level Near Threatened atau hampir terancam , menunjukkan adanya penurunan populasi yang signifikan di habitat alaminya. Burung ini kini semakin jarang ditemukan dan memiliki rentang populasi yang sangat terfragmentasi.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi Anis Kembang adalah perdagangan liar yang telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Permintaan yang tinggi di pasar burung kicau mendorong perburuan liar yang tidak terkendali. Selain itu, kerusakan dan hilangnya habitat akibat deforestasi juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup spesies ini. Degradasi hutan semakin mempersempit ruang hidup bagi Anis Kembang.
Meskipun statusnya sangat mengkhawatirkan, Burung Anis Kembang belum mendapatkan perlindungan hukum secara nasional maupun internasional. Namun, beberapa organisasi konservasi telah memasukkan spesies ini ke dalam daftar pemantauan ketat. Upaya-upaya pelestarian juga terus dilakukan, salah satunya adalah dengan melepaskan kembali burung-burung sitaan ke habitat alaminya, terutama di daerah Flores. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) aktif menerima dan merawat burung-burung sitaan untuk kemudian dilepasliarkan.
Selain itu, upaya untuk mempromosikan penangkaran atau breeding Anis Kembang juga terus digalakkan sebagai alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar. Beberapa pihak juga menyerukan adanya regulasi yang lebih ketat terkait dengan lomba burung kicau sebagai salah satu cara untuk melindungi populasi burung di alam liar. Sebelum dilepasliarkan, burung-burung sitaan biasanya perlu menjalani proses habituasi terlebih dahulu agar dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Anis Kembang di Dunia Hobi dan Perdagangan: Antara Harga dan Prestise
Di pasar burung, harga Burung Anis Kembang bisa sangat bervariasi tergantung pada usia, kualitas suara, dan prestasi yang pernah diraih. Harga anakan Anis Kembang bisa dimulai dari sekitar Rp. 200.000 hingga mencapai Rp. 700.000 untuk burung dewasa dengan kualitas suara yang baik. Namun, burung dengan kualitas suara istimewa dan pernah memenangkan kontes bisa dihargai jauh lebih tinggi. Bahkan, untuk anakan jantan yang memiliki potensi suara bagus, harganya bisa berkisar antara Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta, sedangkan anakan betina sekitar Rp 400 ribu.
Tidak jarang, indukan Anis Kembang yang berkualitas bisa ditawar hingga mencapai Rp 15 juta. Data dari platform e-commerce seperti Tokopedia pada bulan Mei 2025 menunjukkan harga rata-rata Anis Kembang di pasaran online sekitar Rp 377.710, dengan kisaran harga antara Rp 2.000 hingga Rp 2.500.000. Perlu diingat bahwa harga termurah kemungkinan adalah untuk aksesori atau pakan burung, bukan burung itu sendiri. Harga yang tinggi ini menunjukkan nilai ekonomi yang melekat pada burung ini, yang sayangnya juga menjadi salah satu pendorong perburuan di alam liar.
Burung Anis Kembang pernah mencapai puncak popularitasnya di kalangan penghobi burung kicau pada era 1990-an. Meskipun saat ini kelas Anis Kembang dalam lomba burung kicau tidak seramai dulu, masih banyak penggemar setia yang dikenal dengan sebutan "AK mania". Keberadaan burung-burung legendaris seperti "Anis Kembang Sulton" dan "Teddy Immortal" menunjukkan bahwa masih ada prestise yang tinggi dalam memelihara dan melombakan jenis burung ini.
Popularitas Anis Kembang juga masih terlihat di media sosial seperti TikTok, dengan tagar #aniskembangindonesia yang memiliki banyak pengikut. Minat terhadap suara khas Anis Kembang seperti "ngeplong" (suara keras dan lantang) dan "roll sepit" (variasi suara ngerol yang rapat) juga masih tinggi. Bahkan, tokoh publik seperti Bapak Anies Baswedan juga menunjukkan ketertarikannya pada dunia burung kicau. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun populasi di alam liar menurun, Anis Kembang tetap menjadi bagian penting dari budaya hobi burung kicau di Indonesia.
Rahasia Perawatan: Kunci Kesehatan dan Kicauan Merdu Anis Kembang
Burung Anis Kembang adalah omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis makanan. Di alam liar, mereka menyukai buah-buahan seperti pir, apel, tomat, dan pepaya. Buah pepaya sangat baik karena mengandung Vitamin C yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh burung. Selain buah, mereka juga memakan serangga kecil, siput air, dan cacing. Cacing tanah dipercaya dapat memacu birahi pada burung. Dalam perawatan sehari-hari, pakan utama Anis Kembang adalah biji-bijian khusus untuk burung kicauan yang dikenal dengan sebutan voer. Voer yang berkualitas baik sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan burung.
Di pasaran, terdapat berbagai merek voer yang diformulasikan khusus untuk Anis Merah dan Kembang, seperti Voer Royal. Selain voer, pemberian makanan tambahan atau extra fooding (EF) juga sangat penting untuk menjaga kesehatan dan performa burung. Beberapa jenis EF yang baik untuk Anis Kembang adalah jangkrik, ulat hongkong, kroto, dan belalang. Belalang memiliki kandungan protein yang tinggi , dan kroto juga dipercaya baik untuk meningkatkan birahi. Selain itu, pisang kepok juga bisa diberikan untuk menambah stamina burung , dan apel Washington atau Fuji lebih disarankan karena teksturnya yang lebih lunak.
Pemberian pakan yang tepat dan rutin merupakan kunci utama dalam menjaga kesehatan dan kualitas suara Anis Kembang. Hindari memberikan pakan yang berkualitas rendah, berjamur, atau sudah basi karena dapat menyebabkan burung sakit. Pengaturan jumlah EF juga perlu diperhatikan, karena pemberian EF yang berlebihan dapat meningkatkan birahi burung. Sebaiknya, jangan memberikan ulat hongkong secara berlebihan karena dapat membuat birahi burung menjadi tidak stabil. Takaran EF dapat disesuaikan dengan kondisi burung, misalnya untuk kondisi harian, saat birahi, atau saat mabung. Contohnya, jangkrik bisa diberikan 1 ekor pada pagi dan sore hari untuk kondisi normal, namun bisa ditingkatkan menjadi 3 ekor pada pagi dan sore hari saat burung sedang birahi atau mabung.
Kroto bisa diberikan 3 kali seminggu saat burung birahi , dan cacing 2 kali seminggu. Ulat hongkong sebaiknya diberikan sekitar 5 ekor per hari. Saat burung sedang mabung, berikan EF dalam jumlah yang lebih banyak dan tambahkan buah pepaya untuk membantu melancarkan metabolisme. Setelah masa mabung selesai, bisa diberikan buah apel. Setelan pakan yang tepat juga dapat mempengaruhi kerajinan burung dalam berkicau atau gacor. Selain itu, berikan pakan yang tinggi nutrisi seperti voer berkualitas dan buah-buahan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental burung.
Tips Ternak dan Budidaya Anis Kembang (Untuk Pemula): Mewujudkan Generasi Penerus
Bagi Anda yang tertarik untuk menangkarkan Burung Anis Kembang, langkah pertama adalah memilih indukan yang berkualitas. Pilihlah bibit atau indukan yang sehat, memiliki penampilan yang baik, bulu yang bersih dan rapi, aktif bergerak, serta bebas dari penyakit. Jika perlu, periksakan kesehatan burung ke dokter hewan. Ciri-ciri indukan yang bagus antara lain lincah, suka berkicau, memiliki nafsu makan yang tinggi, sayapnya mengepit rapat, dan cengkeramannya kuat. Untuk sistem penangkaran poligami, pejantan yang dipilih harus memiliki kualitas unggul, pernah menjuarai lomba, dalam kondisi sehat, dan betina yang dipilih sebaiknya sudah pernah bertelur dan berhasil melolohkan anakannya.
Setelah memilih indukan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kandang dan lingkungan yang mendukung proses penangkaran. Kandang yang ideal harus memiliki ukuran yang cukup luas agar burung dapat bergerak dengan bebas, memiliki ventilasi yang baik, dan terbuat dari bahan yang tahan lama. Sediakan tempat bertelur yang nyaman untuk indukan betina, seperti kotak gelodok berukuran sedang. Di alas kandang, Anda juga bisa menyiapkan lembaran sabut kelapa sebagai material untuk membuat sarang. Pastikan kandang terlindung dari cuaca ekstrem dan gangguan yang berlebihan agar burung tidak mengalami stres. Ciptakan suasana yang tenang di sekitar kandang. Untuk kandang breeding, ukuran yang disarankan adalah panjang 90 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 100 cm, dengan dinding belakang dan samping terbuat dari tembok, sedangkan bagian depan dan atas menggunakan kawat kasa. Alas kandang bisa berupa semen cor yang dibuat miring atau tanah biasa, dan jangan lupa siapkan bak mandi serta tempat untuk sarang.
Proses perkawinan Anis Kembang memerlukan perhatian khusus. Pastikan burung betina dan jantan yang akan dijodohkan sudah mencapai kematangan seksual. Tempatkan kedua burung dalam kandang yang sama dan amati interaksi mereka. Tanda-tanda kecocokan antara lain saling menyuapi makanan atau saling berkicau dengan nada yang merdu. Jika kedua burung tidak menunjukkan tanda-tanda cocok, sebaiknya coba dengan pasangan yang berbeda. Setelah terjadi perkawinan, indukan betina umumnya akan menghasilkan hingga 4 butir telur. Proses pengeraman telur biasanya berlangsung sekitar 14 hari. Selama masa pengeraman, pastikan suasana di sekitar kandang tetap nyaman dan tenang. Setelah telur menetas, berikan perawatan yang baik dan pakan yang tepat untuk anak burung.
Biarkan anak burung dipelihara oleh induknya selama 6 hingga 7 hari, setelah itu anak burung bisa dipindahkan ke dalam inkubator untuk memastikan keselamatannya hingga dewasa. Selama masa pengeraman, porsi makan indukan tidak perlu ditambah, namun setelah telur menetas, porsi makan indukan bisa ditingkatkan karena membutuhkan energi ekstra untuk merawat anak-anaknya. Selain cara konvensional, penangkaran Anis Kembang juga bisa dilakukan dengan sistem poligami, yaitu dengan satu pejantan dan 2 hingga 3 betina yang ditempatkan dalam kandang terpisah namun bersebelahan. Pejantan akan digilir untuk mengawini setiap betina setelah betina sebelumnya bertelur.
FAQ Burung Anis Kembang :
Apa makanan terbaik untuk Burung Anis Kembang? Makanan terbaik untuk Anis Kembang adalah kombinasi antara voer berkualitas tinggi, buah-buahan seperti pepaya, apel, dan pisang, serta extra fooding seperti jangkrik, ulat hongkong, kroto, dan belalang.
Bagaimana cara membedakan Anis Kembang jantan dan betina? Perbedaan jantan dan betina pada Anis Kembang cukup sulit karena mereka monomorfik. Namun, beberapa ciri yang bisa diamati adalah mata jantan cenderung lebih menonjol, bulu jantan lebih tegas dan gelap, jantan memiliki pola bulu hitam berlekuk di pantat, postur jantan lebih panjang dengan kaki rapat, dan suara jantan lebih lantang.
Bagaimana cara membuat Anis Kembang cepat gacor? Untuk membuat Anis Kembang cepat gacor, berikan perawatan yang konsisten, termasuk pakan berkualitas, extra fooding yang cukup, penjemuran yang tepat (di bawah jam 9 pagi), pemandian rutin, dan pengembunan pada pagi buta. Pemasteran dengan suara burung lain juga sangat penting.
Apakah Burung Anis Kembang termasuk burung yang dilindungi? Saat ini, Burung Anis Kembang berstatus Endangered menurut IUCN, namun belum termasuk dalam daftar burung yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional.
Berapa harga pasaran Burung Anis Kembang? Harga pasaran Anis Kembang sangat bervariasi tergantung kualitas suara, usia, dan prestasi. Anakan bisa berkisar dari Rp 200.000 hingga Rp 700.000, sedangkan burung dewasa berkualitas bisa mencapai jutaan rupiah.
Apa saja ciri-ciri Anis Kembang yang sedang birahi? Pada betina, ciri-ciri birahi antara lain menggetar-getarkan atau membuka-tutup sayap terus-menerus jika didekatkan atau mendengar suara jantan. Beberapa sumber juga menyebutkan bulu mengembang, tubuh terlihat gemuk, jarang berbunyi, dan menjadi lebih agresif.
Apa yang harus dilakukan jika Anis Kembang tidak mau bunyi? Beberapa penyebab Anis Kembang malas bunyi antara lain kualitas pakan yang buruk, kandang terjatuh (burung shock), gangguan pernafasan, sedang dalam masa mabung, atau kondisi burung yang kurang sehat. Pastikan pakan berkualitas, kandang aman, lingkungan bersih, dan berikan multivitamin jika perlu.
Bagaimana cara mengatasi Anis Kembang yang over birahi? Untuk mengatasi over birahi, kurangi pemberian extra fooding yang bersifat panas seperti ulat hongkong, batasi penjemuran, dan coba untuk memindahkan sangkar ke tempat yang lebih sejuk dan tidak melihat atau mendengar burung Anis Kembang lain.
Apa itu "ngeplong" dan "ngeroll" pada suara Anis Kembang? "Ngeplong" adalah istilah untuk suara burung yang sudah keras dan lantang setelah melewati masa ngeriwik (suara lirih belajar berkicau). "Ngeroll" adalah istilah untuk suara burung yang berkicau secara berkesinambungan tanpa jeda.
Apa arti "mabung" pada burung? "Mabung" adalah proses alami pada burung di mana bulu-bulu lama rontok dan digantikan dengan bulu-bulu baru. Selama masa mabung, burung biasanya lebih banyak diam, malas berkicau, dan membutuhkan perawatan khusus serta asupan nutrisi yang lebih banyak.
Apa itu penyakit "nyilet" pada burung? Penyakit "nyilet" atau kurus nyilet adalah kondisi di mana burung terlihat sangat kurus, dengan tulang dada yang menonjol tajam seperti silet. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan nutrisi, infeksi cacing, bakteri, atau jamur pada sistem pencernaan.
Menjaga Kelestarian Anis Kembang, Si Burung Penyanyi yang Memikat
Burung Anis Kembang adalah spesies burung yang memukau dengan suara merdu dan penampilan yang menarik. Namun, statusnya yang kini Endangered akibat perburuan liar dan hilangnya habitat merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Sebagai pecinta burung, kami berharap panduan lengkap ini dapat menambah wawasan Anda tentang Burung Anis Kembang dan mendorong kita semua untuk lebih peduli terhadap kelestariannya.
Mari bersama-sama mendukung upaya konservasi dan sebisa mungkin memilih untuk memelihara burung hasil penangkaran agar keindahan suara Anis Kembang tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Jangan lupa untuk terus mengunjungi https://manukpediatv.blogspot.com dan channel YouTube Manukpedia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konten menarik lainnya seputar dunia burung!
Tabel 1: Perbedaan Utama Anis Kembang dan Anis Macan
Fitur
Anis Kembang (Geokichla interpres)
Anis Macan (Geokichla dohertyi)
Ukuran
16-18 cm
25-30 cm
Warna Dominan
Cokelat keemasan, hitam, putih dengan bintik hitam
Cokelat dengan variasi hitam, putih, kuning, cokelat di bawah
Corak Sayap
Dua garis putih mencolok
Sisik unik
Habitat
Dataran rendah, dataran tinggi, perkebunan, hutan terbuka, permukiman
Pegunungan tinggi (500-3000 mdpl), Indonesia bagian timur
Perilaku
Lebih ramah, mudah diatur, cepat beradaptasi, suka bersenandung
Lebih agresif, ekspresif, suka bermain sendiri, lebih pendiam